Rabu, 02 Juli 2014

Pengalaman Horor (Kisah Nyata)

Hai, teman-teman! Aku ingin berbagi pengalamanku nih! Ini kisah nyata, lho... Tapi horor dikit-dikit nggak apa-apa, ya? Hehehe... Jangan takut yaaa, bercanda :D

Jadi, selamat membaca! ^_^

Pengalamanku dimulai saat aku masih kecil. Sekitar umur 2 tahunan mungkin (soalnya aku lupa!). Ceritaku ini aku dapat dari bundaku yang menceritakan kisahku sewaktu kecil. Disimak ya! :)

>Flashback<

Pada waktu itu, aku sedang asyik bermain sendiri di ruang tengah, yang sekarang sudah menjadi ruang tamu. Aku melihat sosok tinggi agak kurusan dengan rambut merah seperti darah mengajakku bermain. Aku menolaknya karena aku tahu niat sosok itu tidak baik. Lalu, aku memanggil bundaku. Dan, bundaku segera datang. Aku berkata, "Bunda! Itu! Ada hantu! Ada hantu! Lambutnya melah! Itu hantunya lagi malah, bun!" seruku berteriak-teriak. Bundaku sudah siap dengan sapunya. Ya, karena sudah terbiasa dengan tingkahku ini, bundaku dengan sigap membawa sapu untuk mengusir hantu pengganggu itu. "Marah kenapa, Sayang?" tanya bunda kepadaku. "Malah kalena dia ajak aku main tapi aku nggak mau," jawabku. "Sekarang hantunya ada dimana?" tanya bunda lagi. "Itu, itu! Di bawah kulsi! Dia cembunyi, bun! Takut!" Aku menunjuk bagian kolong salah satu kursi. Bunda segera menyingkirkan kursinya, dan memukul makhluk gaib itu. "Itu dia pindah disana!" Aku menunjuk lagi ke arah lain. Bunda segera mengejar hantu itu. "Dia udah pelgi, bun." Bunda menghampiriku dengan terengah-engah. "Ya sudah. Kalau ada hantu lagi ngajak main, bilang "nggak mau" gitu aja ya," pesan bunda padaku. Aku mengangguk mengerti lalu bermain kembali.

Flashback Off

Kini, umurku sudah 12 tahun, tetapi aku masih bisa melihat hal-hal seperti itu. Seperti yang ada di sekolahku. Nama sekolahnya tidak usah disebutkan ya! Di sekolahku, ada sebuah pohon beringin yang besar nan tua. Pernah sekali aku melihat ada seorang wanita berpakaian serba putih dan berambut hitam panjang sedang mengintip di balik dinding dekat pohon beringin itu. Aku juga pernah melihat seorang wanita yang sama sedang duduk di atas pohon kelengkeng yang sangat besar. Lalu, di lorong sekolah, konon, ada penampakan hantu anak-anak yang menghantui tempat itu, lalu disebut "mbak belakang". Pernah beberapa kali aku melihat ia berdiri dengan seragam pramuka. Tetapi, ia terlihat sedih. Kepalanya menunduk. Rambutnya panjang sepinggang. Poninya yang panjang menutupi matanya yang terus melihat ke bawah. Pernah beberapa kali aku melihat matanya yang berwarna merah mengeluarkan darah melotot ke arahku. Konon juga, hantu itu akan ikut berlari ke arah yang berlawanan jika kamu berlari dengan kecepatan yang cukup kencang. Aku pernah mencobanya sendiri, maupun dengan beberapa temanku. Aku merasakan ada yang berlari di sampingku dengan kecepatan yang kencang. Pernah juga ada suara kaki diseret di belakangku saat aku berjalan di lorong tersebut. Sungguh pengalaman yang luar biasa menakutkan. Apalagi di saat lorong itu sedang sepi dan gelap. Pasti lebih mencekam suasananya.


Sekarang, aku sudah tidak begitu peka terhadap penglihatanku tentang hal-hal gaib semacam itu. Tapi, kini aku lebih peka dengan indra pendengaranku yang sering mendengar hal-hal aneh. Seperti kejadian di rumahku belum cukup lama ini. Aku sangat sering mendengar suara langkah kaki di lantai atas rumahku. Seperti orang berlari juga pernah. Bahkan aku pernah mendengar kaki yang diseret-seret, merintih kesakitan, bisikkan (entah padaku atau pada siapa), memanggil namaku, dll. Sampai, aku pernah mendengar seperti dua atau beberapa orang mengobrol di dekatku, atau seperti orang mengetuk pintu/jendela. Tetapi, semua suara itu langsung berhenti jika bundaku ada. Seakan, mereka takut akan keberadaan bundaku. Jadi, semakin terbiasanya aku mendengar hal-hal seperti itu, semakin aku abaikan suara-suara itu. Jadi, aku bisa tetap fokus pada sekolahku. Aku tidak ingin aktivitas sekolahku terganggu hanya dengan hal-hal menakutkan semacam itu.

Jadi, saranku, jika kalian mengalami hal-hal yang hampir sama, atau bahkan sama persis sepertiku, perbanyaklah berdoa, beribadah, dan lain sebagainya. Pokoknya berusahalah mendekatkan diri pada Tuhan, karena dengan cara itu, setan/hantu/jin/lainnya akan takut pada kita dan tidak berani menggoda kita lagi. Dan, satu lagi. Kalian jangan takut jika kalian akan mengalami kejadian menakutkan sepertiku tadi. Karena, jika kita takut, setan akan semakin senang menggoda kita. Jika kita berani, setan akan takut. So, don't be afraid, guys! God will be protect you. :)

Makasih banyaak yang udah mau membaca pengalaman hororku ini. Maaf kalo tidak terlalu menakutkan, atau malah membosankan. Aku tunggu komentar dari kalian! Makasih! ^_^

Selasa, 27 Mei 2014

Lomba Menulis Cerita untuk SD/MI dan SMP/MTs 2014 Kemendikbud


Untuk merangsang minat dan kreativitas siswa dalam membaca dan menulis karya sastra, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 ini kembali menyelenggarakan Lomba Menulis Cerita (LMC).

Lomba terbagi dalam dua kategori peserta yaitu:
  1. Siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah 
  2. Siswa Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

Ada 13 tema yang bisa dipilih peserta, yakni:
  1. Kejujuran
  2. Ketulusan
  3. Disiplin
  4. Kerja keras
  5. Cinta tanah air
  6. Cinta lingkungan
  7. Kasih sayang
  8. Kesabaran
  9. Sopan santun
  10. Toleransi
  11. Kepedulian sosial
  12. Semangat gotong-royong
  13. Bencana alam. 
Untuk LMC kategori SD/MI:
Cerita ditulis dengan panjang 3 s.d. 5 halaman kertas ukuran A4 dengan jarak 1,5 spasi, jenis huruf Times New Roman, dan besar huruf 12 pt.

Untuk LMC kategori SMP/MTS:
Cerita ditulis dengan panjang 4 s.d. 8 halaman kertas ukuran A4 dengan jarak 1,5 spasi, jenis huruf Times New Roman, dan besar huruf 12 pt.

Hadiah yang disediakan bagi para pemenang cukup menggiurkan. Selain piala, sertifikat, dan souvenir, para juara tiap kategori akan menerima hadiah berupa uang pembinaan yang nilainya bervariasi:
  1. Pemenang ke-1 Rp 7,5 juta,
  2. Pemenang ke-2 Rp 6,5 juta
  3. Pemenang ke-3 Rp 6 juta
  4. Pemenang ke-4 s.d. 5 Rp 5,5 juta
  5. Pemenang ke-6 s.d. 10 Rp 5 juta
  6. Pemenang ke-11 s.d. 15 Rp 4,5 juta
Total hadiah Rp 90 juta.

Selain itu, 15 pemenang terbaik tiap kategori juga akan diundang untuk mengikuti workshop selama sepekan pada pertengahan November 2014. Workshop dipandu oleh para sastrawan beken tanah air.

Peserta boleh mengirim lebih dari satu karya terbaiknya.
Naskah dikirim ke:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Sub Output Pembinaan Pendidikan Estetika pada Subbag Rumah Tangga Bagian Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kompleks Kemdikbud, Gedung E Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270. 

Pengiriman naskah disertai biodata peserta (klik di sini).


Naskah diterima panitia paling lambat 1 September 2014 (stempel pos).
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan klik poster LMC-SD/MI dan LMC-SMP/MTs.




Sumber:
http://dikdas.kemdikbud.go.id/index.php/ditjen-dikdas-kembali-gelar-lomba-menulis-cerita-2/

Minggu, 23 Maret 2014

Cannibal Link (Part 3)

Saat ini, aku sudah sampai di depan rumah Christine yang mewah nan elegan. Aku mengeluarkan HP untuk meng-SMS Christine.

Monday, 18th April 2020 - Sunny Day! - Indonesia

Christine, aku sudah sampai di depan rumahmu sekarang. Kamu dimana? Kok gerbang rumahmu tertutup rapat? Maaf mengganggu, Chris. Thanks

From: Aurora Cherrylia McQueenRy

Setelah mengirim pesan singkat ke Christine, aku segera memasukkan handphone ke dalam saku kecilku. Berjalan melihat-lihat rumah Christine yang tampak kosong. Tetapi, aku yakin, walaupun Christine mempunyai rumah mewah, ia tak sombong sama sekali. Bahkan, dia disenangi banyak orang, termasuk aku, sahabatnya. Sebenarnya, aku rindu papa yang sudah bekerja lama di luar negeri selama 2 tahun lebih. Kata papa, beliau tidak bisa pulang hari ini karena sangat sibuk di kantornya. Aku sangat sedih karena di saat ulang tahunku, tidak ada sosok papa yang menemani anaknya. Tadi, mama pun juga pamit mau pergi ke rumah nenek, alasannya nenek baru sakit. Dan, kak Chilva pergi begitu saja tanpa pamit. Aku tak menyangka mereka semua pergi meninggalkanku di saat-saat kebahagiaanku ini. Sudahlah, forgeted saja. Aku yakin, semua akan kembali normal, seperti biasanya.

Kling, kling! Suara notifikasi pesan singkat terdengar dari dalam sakuku. Kuraih HP yang terselip di saku, dan kubuka SMS-nya.

Monday, 18th April 2020 - Sunny Day!

Oh, baguslah kamu sudah sampai. Aku tak heran kau cepat sekali. Kujemput kamu di depan. Jangan harap kita akan bersenang-senang di dalam!

From: Christine Levinia Angelica

Astaga! Christine benar-benar berubah! Tak sepantasnya ia begitu padaku! Pada sahabatnya sendiri! Ia benar-benar berubah dalam waktu singkat! Aku sangat sedih, sebenarnya. Tetapi, mau bagaimana lagi? Aku berjalan lesu mendekati gerbang rumah mewah Christine. Satu detik selanjutnya, Christine muncul dari balik gerbang. "Masuk!" perintahnya ketus. Aku mengangguk sedih. Ia bahkan tak sama sekali menggandeng tanganku. Menyentuhnya saja tidak! Aku berjalan di belakang Christine setelah ia menutup gerbang rumahnya.

Lalu, Christine pun membuka pintu rumahnya. Krieet! Aku mengikutinya ke ruang tamu. Ruang tamu milik keluarga Christine sangatlah besar. Lengkap dengan AC, meja kaca, kursi mewah, dan dinding bercorak bunga berwarna hitam legam. Sangat elegan. Dan, tak lupa karpet beledu berwarna hijau tua menyelimuti lantai. "Kamu tunggu sini, aku akan ke dapur dulu," pamitnya. Ia langsung pergi. Aku melihat-lihat foto Christine semasa kecil yang terpampang jelas di atas meja televisi dan dinding. Christine amatlah cantik dan imut waktu kecil. Beberapa menit kemudian, tiba-tiba saja ada seseorang yang menutup mataku erat dengan sapu tangan atau sejenisnya. Aku meronta-ronta dengan keras agar dapat terlepas dari sapu tangan itu. Tetapi sayang, aku kewalahan karena ikatan itu sangat kuat dan tanganku digenggam erat. Akhirnya, aku ikut saja kemana orang itu membawaku pergi.

Hanya beberapa langkah dari ruang tamu, kami pun berhenti sejenak. Aku mulai berpikiran negatif karena aku takut kalau ternyata saat aku membuka mata, aku diculik. Bagaikan ada beribu pisau menusuk tubuhku secara bersamaan jika tahu aku diculik. Dengan lembut, ikatan tadi yang menutup mataku dilepas. Aku mulai memperjelas penglihatanku. Dan.... "SURPRISE!" Aku sangat terkejut dan terharu karena semua orang, termasuk mama, papa, kak Chilva, tante Dhea, paman Sam, Christine, Cecillia, tante Misella, Riska, Mayra, Putri, Indah, Angel, Olivia, Hallie, dan lain sebagainnya ada di halaman belakang rumah Christine. Mereka semua berkumpul untuk memberikanku kejutan di hari ulang tahunku. Aku sangat terharu. Sangat...sangat terharu. Awalnya, kukira mereka semua benar-benar marah padaku. Eh, ternyata ini hanya sandiwara mereka saja. Akhir yang bahagia pada hari ini. Mereka semua memberikanku ucapan selamat dan memberikan kado yang amat banyak.

Pertama-tama, aku memeluk papaku dulu, karena sudah hampir 5 tahun kami tidak bertemu. "Papaaaaa!" jeritku lirih. Aku tak kuasa menahan tangisan haruku. "Papa... Aku kangen papa... 5 tahun kita tak berjumpa, Pa... Aku kangen banget sama papa... Terima kasih ya, Pa, sudah datang di acara ulang tahunku ini...," ucapku terbata-bata karena menangis. "Iya, Sayang... Papa juga kangen Cherryl... Sama-sama, Sayang...," papa pun ikut menangis juga. Mama dan kak Chilva ikut memeluk kami berdua. Inilah keluargaku yang utuh. Ada mama, papa, kak Chilva, dan tentunya aku - Cherryl. Acara tangis-menangis sudah selesai. Sekarang, ganti acara potong kue dan tiup lilin. Pertama, aku meniup lilin dibantu oleh papa, mama, dan kak Chilva. Saat bahagia itu, pasti ada kenangannya dong. Yap, kami berempat difoto pada saat meniup lilin bersama. Setelah tiup lilin, aku memotong kue dibantu oleh mama. Ada lima kue utama yang kuberikan khusus untuk orang yang kusayangi. Kue pertama kuberikan pada papa yang sudah lama tidak kujumpai. Kue kedua untuk mama, yang selalu setia bekerja untukku dan kak Chilva disaat papa jauh dari kami. Kue ketiga untuk kak Chilva, yang selalu baik padaku, mengajariku, dan yang cantik, begitu pula pintar. Kue keempat kuberikan untuk Christine, sahabatku yang selalu setia bersamaku, menemaniku, melindungiku, mengajariku di kala suka maupun duka.. Dan, kue yang kelima - kue terakhir, kuberikan untuk......................... Cecillia. Dia yang telah memberikanku motivasi, semangat, dukungan, dan yang membuatku bisa melakukan sihir yang seperti ia lakukan. Terima kasih untuk kelima orang tersayangku.. Aku akan selalu mengingat kalian, dan jasa kalian... Maaf, aku tak bisa memberikan lebih dari yang kalian lakukan padaku. I love you, all...

Sabtu, 22 Maret 2014

Cannibal Link (Part 2)

Sesampainya di tempat acara...
"Hai, Sella!" sapaku kepada saudara sepupuku yang bernama Sella, Kim Rasella Yoong-Ah. Yup, benar sekali! Sella lahir di Seoul, Korea Selatan. Mamanya yang asli sana, tetapi papanya asli Indonesia. Walaupun begitu, ia sangat fasih dalam berbahasa Indonesia, Korea, Inggris, Jepang, Mandarin, dan Perancis. Sungguh luar biasa! "Huh!" Sella pun pergi meninggalkanku. Ia lebih memilih bersama saudara sepupuku yang lainnya, seperti; Riska, Mayra, Putri, Indah, Angel, dan Olivia. Aku sangat sedih. Aku coba menghampiri para sepupuku. "Hai!" sapaku mencoba tersenyum, walau di hati sangat sakit. Mereka semua hanya mengibaskan rambut, melipat tangan, lalu pergi dengan wajah kesal - tentunya padaku. Aku menundukkan kepala dan tak sadar bulir-bulir air mataku jatuh ke lantai. Aku tak boleh menangis! Aku harus tegar! Ayolah Cherryl, kamu pasti tabah dan kuat! Jangan jadi anak cengeng! kataku dalam hati. Lalu, aku mendongakkan kepala dan membusungkan dada. Aku berjalan perlahan melewati sepupu-sepupuku yang sedang bersenda gurau dengan riang gembira. "Haaah..., aku rindu masa-masa itu...," ucapku sedih. Aku terus berjalan sehingga tak menyadari bila aku menabrak seseorang. "Eh, maaf..." Aku membantu anak perempuan yang sebaya denganku itu. Ia terjatuh. "Iya, tak apa," jawabnya tersenyum sembari membersihkan tangannya. "Sekali lagi, maaf ya..." ujarku lagi. Dia mengangguk. "Cherryl." Aku mengulurkan tangan. "Cecillia. Amora Cecillia Wellington," katanya memperkenalkan diri. "Oh ya, kamu termasuk keluarga ini, ya?" tanyaku gugup. Aku malu harus bertanya seperti itu padanya. "Iya." "Oooh... Berarti, kita sepupu, dong!" seruku tak terlalu keras. Ia tersenyum, lalu menganggukkan kepala dengan pelan. "Eh iya. Cher, makan, yuk!" ajaknya dengan sebuah piring di tangannya. "Maaf, tapi tadi pagi aku sudah sarapan," tolakku halus. "Pagi? Ini sudah pukul dua belas. Apa kamu masih berkata ini pagi? Pasti kamu sudah lapar, karena aku mendengar perutmu berbunyi terus. Hahaha!" tawanya. "Hah?! Pukul 12.00?! Cepat sekali!" seruku. Ia tersenyum geli, sedangkan aku tersenyum malu karena Cecil mendengar bunyi perutku. "Baiklah, aku ikut makan," putusku akhirnya.

Tiba-tiba, ada seseorang yang hampir menabrakku. Sling! Orang itupun melayang di udara. Aku melihat ke belakang.... dan, astaga! CECILLIA YANG MENERBANGKAN LELAKI ITU?! "Cecil?!" jeritku tertahan. Seketika juga tenggorokanku kering sehingga aku tak bisa berkata apapun. Aku menelan ludah, lalu berkata, "Lepaskan ia, Cecil!" Cecillia pun melepaskan orang yang melayang bebas itu. "Maafkan sepupuku, Om. Ia tak sengaja," ucapku meminta maaf. Aku melihat lelaki itu seperti orang kelaparan dengan lidah yang menjulur kemana-mana setelah melihatku. "Maaf, ada apa ya, Om?" tanyaku memberanikan diri. Ia terdiam, lalu berlari menjauh. Kemudian, aku bertanya pada Cecil, tentang apa yang ia lakukan barusan. Aku mendekat ke Cecillia. Setelah beberapa centimeter dengannya, aku menghentikan langkahku. "Cecil...," ucapku. Aku menahan sebentar ucapanku, lalu menarik napas panjang dan menelan ludah, dan kemudian melanjutkannya lagi. "Cecil..., kamu...apa yang kamu lakukan tadi?" tanyaku tergagap. Aku tak sanggup memarahinya. Aku melihatnya dengan tatapan cemas. Mungkin, ia mempunyai semacam kekuatan... atau malah, sihir? Tapi kurasa mustahil. Zaman sekarang ada begituan, tak mungkin! "Ak...aku... aku... aku menggunakan kekuatan sihirku, Cherryl...," jawabnya menunduk. "A..a..ap..apa?! Kekuatan sihir?" Aku menelan ludah berkali-kali. Mungkinkah ia menyihirku dengan kekuatan sihirnya sekarang, menit ini, detik ini? Kurasa tak mungkin. Ia sangat baik. "Iya... Sebenarnya..., aku mempunyai kekuatan sihir yang turun temurun dari nenekku." Ucapannya terpotong olehku. "Tunggu. Apa kau bilang? Turun-temurun dari nenekmu? Nenekku juga, bukan?" potongku. Ia mengangguk. Aku terperangah. Kalau dari nenekku juga, berarti, aku juga mempunyai kekuatan sihir, dong? Karena aku penasaran, aku menyuruh Cecil untuk melanjutkan ceritanya. "Lanjutkan, Cecil." "Sihirku itu hanya dapat digunakan untuk kebaikan saja. Kejahatan tidak akan berfungsi. Dulu, aku juga tak percaya aku punya sihir. Tapi, memang ini kenyataan. Waktu aku kecil, aku sering bermain. Aku berpura-pura menjadi penyihir baik. Lalu, aku mencoba untuk membayangkan bila aku mempunyai kekuatan sihir yang dapat membuat kebaikan di dunia ini sehingga kejahatan tidak diperlakukan semena-mena. Tanpa sengaja, aku pernah mencoba mengarahkan tanganku ke kursi kayu di dekatku. Aku memejamkan mata, dan menaikkan tanganku dengan sangat perlahan. Saat aku membuka mata, aku melihat kejadian yang sangat menakjubkan. Kursi kayu itu terangkat bersamaan dengan tanganku yang mengarah pada benda mati itu. Kursi itu melayang! Terbang! Lalu, kujatuhkan tanganku, dan kursi itupun jatuh. Aku mencoba dengan benda disekitarnya. Apa itu memang benar-benar terjadi, atau hanya dalam khayalanku saja. Aku mencoba mengangkat meja yang lumayan berat dengan tanganku. Saat mengangkatnya, aku merasakan ada beban di tanganku sehingga tanganku terasa sangat berat. Aku menaikkan perlahan dan perlahan. Dan, aku melihat meja itu melayang juga! Sampai, akhirnya aku mencoba semua barang di dekatku, dan semua melayang dengan sempurna. Aku tak menyangka mempunyai kekuatan. Lalu, aku berlari untuk menemui mamaku. Aku memperlihatkan sihirku, dan berhasil. Mamaku tersenyum dan berkata bahwa beliau juga memiliki kekuatan yang sama denganku. Beliau mencoba mengangkat ranjang di kamar beliau. Dan, ranjang itu terangkat dengan mudahnya! Beliau juga berkata bahwa aku harus memperlakukan sihirku dengan sebaik-baiknya dan untuk kebaikan. Semenjak itu, aku terus mencoba dan mengembangkan ilmu sihirku dengan mamaku sendiri. Sekarang, aku sudah menguasai banyak ilmu sihir kebaikan. Aku merasa sangat senang dapat membantu banyak orang menggunakan sihirku ini," jelasnya panjang lebar dengan mengambil napas sesekali. Sekarang, ia terlihat ngos-ngosan karena berbicara dengan panjang lebar. Aku mendengarkannya dengan antusias. "Syukurlah sihirmu hanya berfungsi untuk kebaikan saja. Kukira, kamu juga bisa menerkamku. Hehehe," ujarku cengengesan. "Kalau begitu, aku pasti juga punya kekuatan sihir, dong, Cecil? Katamu kan, dari nenek. Dan, nenekmu itu juga nenekku," tanyaku linglung. Ia mengangkat kedua bahunya. "Entahlah. Coba saja," ujarnya. "Tapi, aku takut. Bagaimana bila tak berhasil dan aku akan mengacaukan acara ini?" tanyaku takut dan khawatir. "Tak apa. Coba saja. Pasti kamu bisa. Nothing is impossible. Ingat itu!" dukung Cecillia. Aku sangat senang mempunyai sepupu dan sahabat seperti dia. Baik, cantik, pintar, dan perhatian. "Memang, aku tidak terlihat aneh nantinya?" tanyaku memastikan kepada orang yang sudah berpengalaman. "Mungkin sih iya. Tapi, jangan malu. Tetap mencoba dan berusaha, oke?" ujarnya menyemangatiku lagi. "Oke deh. Terima kasih telah mengembalikan semangatku, ya..." "Sip, sama-sama, Cherryl cantik!" Cecillia mencubit pelan pipi gembulku itu. Aku menarik napas panjang, lalu mengulurkan tangan, dan mengarahkannya pada sebuah kertas di bangku kosong. Tentu saja! Aku mencobanya dengan benda yang ringan-ringan dulu dan mudah diterbangkan. Kalau langsung yang berat, bisa-bisa aku depresi, nih! Hahaha, bercanda. "Jangan lupa, konsentrasi terhadap benda yang dituju. Pusatkan pikiranmu terhadap kertas itu. Jangan mudah terpengaruh dengan suara-suara atau penglihatan lainnya. Pokoknya, fokus saja ke kertas itu. Bayangkan itu kertas ujian atau titik hitam," ingat Cecillia. "Oke, sip." Aku terus berkonsentrasi dan menggerak-gerakkan tanganku ke kertas tersebut. Namun, pandanganku buyar seketika. "Haaahh! Aku tidak bisa! Aku tak bisa melakukannya! Aku menyerah!" jeritku kesal. "Cherryl... Cherryl! Ayo dong, semangat! Jangan mudah putus asa, ya? Kalau kita gagal, coba lagi. Gagal, coba lagi. Begitu seterusnya. Ingat Cherryl, nothing is impossible. Semua tidak ada yang mustahil bila kita melakukannya dengan sungguh-sungguh," ujar Cecillia menyemangatiku lagi. Aku menarik napas panjang, lalu menghembuskannya. "Hhhh... Baiklah, cecil. Dukunganmu selalu membantuku." Dia pun tersenyum padaku. Aku kembali melakukannya. Tetapi, kali ini aku tidak berkonsentrasi penuh karena aku sudah kesal. Tiba-tiba saja, kertas itu terkena cahaya seperti aura apa gitu. Dan...dan... KERTAS ITU MELAYANG! TERBANG! Dan... TANGANKU YANG MELAKUKANNYA! Sihir yang hebat! Luar biasa! "Cecil! Cecilliaaaa! Aku... AKU BERHASIIIILLL..!!!" jeritku keras. Orang-orang disekitar kami bertepuk tangan, kecuali para sepupuku yang lainnya. Mereka hanya pergi menjauh dariku. Walaupun begitu, aku tetap senang karena aku bisa melakukan sihir! Nenek benar-benar hebat! Menakjubkan! Aku mencoba mengangkat kursi, lalu meja. Dan, semua itu berhasil kulakukan sendiri! Yeay! "Terima kasih, Cecillia! Kamu benar-benar sahabat dan sepupu yang baik!" jeritku seraya memeluk Cecillia erat-erat. "Terima kasih kembali, Cherryl..." Ia pun menyambut pelukanku dengan baik.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya kami bertiga sampai rumah juga. Aku masuk kamar, dan menutupnya dengan cepat. Aku sudah sangat gerah sekarang. Pakaianku ini membuatku sesak nafas. Tetapi, aku sangat senang karena dapat melakukan sihir. Itu semua berkat Cecillia. Aku terus memakai sihir untuk kebaikan. Dan, aku selalu belajar sihir lainnya dengan Cecillia dan mamanya. Mengembangkan bakat bersama dengan orang-orang yang berpengalaman sangatlah asyik, seru, dan begitu tidak membosankan.

Esok hari tiba...
Sekarang tanggal 18 April 2020. Tepat hari ini adalah hari ulang tahunku, dimana kebahagiaan yang seharusnya kudapatkan sekarang. Setelah aku membuka mata, tak ada yang kudapatkan. Ucapan, kasih sayang keluarga, kado, apapun itu, tak ada. Hanya keheningan yang mendalam kurasakan. Sepi sunyi seperi tinggal di rumah berhantu. Aku segera mandi dan berganti pakaian. Oh iya, aku lupa! Nanti kan, Christine datang! Pasti begitu menyenangkan! Aku masuk ke kamar mandi, dan bergegas mandi. Byur! Byur! Cipratan air terdengar begitu keras. Sekitar 7-10 menit kemudian, aku keluar kamar mandi dengan segar. Aku mulai mengobrak-anrik almari pakaianku. Astaga! Kenapa aku bisa lupa? Sekarang zaman modern, Cherryl! Tahun 2020! Tahun yang seharusnya banyak orang Indonesia mengeluarkan barang-barang ciptaan yang canggih. Seperti almariku, salah satunya. Aku menekan tombol On pada almariku, dan aku meminta pakaian dengan lisan. "Baby doll berwarna oranye, rompi ungu, dan celana jeans biru dongker," pintaku kepada almari. "Segera siap!" sahut almari canggihku itu. Sementara menunggu almari itu menyiapkan permintaanku, aku beralih ke meja riasku. Aku mengambil roll rambut dan mulau me-roll rambutku yang lurus sepinggang. Jujur, aku tidak begitu suka dengan tampilan rambutku ini. Lurus, seperti anak culun habis disalon. Maka dari itu, aku sering me-roll rambutku agar terlihat agak bergelombang. Rambut dengan warna cokelat keemasan ini begitu indah. Cukup cocok dengan tubuhku yang medium ini. Tepat bersamaan dengan pakaian pesananku yang disiapkan oleh almari, aku selesai me-roll rambutku.

Aku pun menaruh roll rambut di tempat yang seharusnya, dan menghampiri almari super canggih buatan bangsa Indonesia itu. Tak lupa, aku mengucapkan terima kasih pada almari karena telah menolongku mencarikan pakaian yang kuminta. Aku segera memakai pakaian imut itu. Selesai berpakaian, aku mendekati meja rias, dan mulai menyisir rambut yang habis ku-roll itu. Sebenarnya, kalau aku boleh jujur, aku sangat benci yang namanya berdandan. Mungkin, aku hanya me-roll rambut saja. Tidak sampai pakai lipstik, bedak terlalu tebal, eye shadow, lip gloss, dan lain sebagainya. Kalau bedak, mungkin aku pernah pakai, tapi tipis saja. "Hmm... Perfect!" gumamku dengan senyum tersungging manis di bibirku.

Lalu, aku turun ke bawah. "Hai, kak Chilva!" sapaku. Kak Chilva terus asyik menatap layar televisi. Aku berusaha sabar. Aku menghampiri kak Chilva. "Nonton apa sih, kak? Sudah sarapan belum?" tanyaku. Kak Chilva hanya diam dan terus menonton televisi tanpa melihatku sedikitpun. "Kakak kenapa, sih?!" teriakku mulai kesal. Aku sedih karena harus dicuekkin begitu sama kakakku sendiri yang biasanya manis dan baik. Kak Chilva segera mematikan TV, lalu menyandang tas selempangnya dan pergi begitu saja keluar rumah. "Kak! Kak! Kakak mau kemana?" Aku terus berteriak berlari mengejar kak Chilva. Tetapi sudah terlambat. Kak Chilva sudah berlari ke simpangan lain yang cukup jauh dari rumahku. Aku hanya pasrah dan kembali ke rumah untuk menunggu kedatangan Christine. Bersamaan dengan itu, handphone-ku berbunyi. "Ya, halo?" ujarku memulai percakapan. "Halo!" balasnya kasar dari seberang. "Christine? Mengapa kamu kasar terhadapku?" tanyaku bingung. "Tak apa. Oh iya Cher. Sorry ya, aku nggak jadi ke rumahmu. Aku ada acara hari ini," katanya tiba-tiba. "Loh? Katanya hari ini kamu free. Kamu berbohong padaku?" "Nggak tahu, deh. Ya udah ya, bye, Cherryl!" Tiba-tiba saja sambungan telepon terputus. "Halo? Halo, Chris?" "Yaah... Dimatikan deh... Memang, ada apa sih, sebenarnya?" Aku sangat sedih. Aku terbaring di sofa ruang keluarga, dan menangis. Aku menangis sampai dua jam penuh. Tiba-tiba, Kling Kling! Handphone-ku berbunyi lagi. Itu adalah SMS dari Christine.

Monday, 18th April 2020 - Sunny Day!

Hei, Cherryl! Kamu datang saja ke rumahku! Kita akan kerja kelompok di rumahku. Kamu mau tidak? Tapi, kamu harus datang, kalau tidak, aku tidak punya waktu lagi untuk kerja kelompok denganmu! Cepat datang atau waktumu akan habis!

From: Christine Levinia Angelica

Maksudnya apa ini? pikirku bingung. Aku segera menyambar tas selempang berwarna hijau cerah bergambar bunga, dan langsung mengunci pintu rumah dan pagar rumah. Berjalan sendiri ke rumah Christine yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumahku.

Cannibal Link (Part 1)

"Chris! Christine!" panggilku keras ke arah Christine, sahabatku. "Yap?" tanyanya santai. "Lihat itu!" Aku menunjuk pengumuman yang ditulis oleh Ms Frina di papan tulis. "What?!" jeritnya. "Kita akan kerja sama di rumahku saja! Bagaimana? Lagipula, kamu sudah sering main ke rumahku, bukan?" usulku girang. "Oke! Aku setuju! Dan, lagipula aku punya adik baru. Pasti mamaku akan marah bila aku membawa teman ke rumah karena itu dapat membuat adikku menangis seharian," ujarnya sambil tertawa geli. "Oh iya. Kapan kita akan mengerjakan itu, Cher?" tanya Christine. "Hmm... Sebentar. Aku pikirkan dulu." Aku tampak berpikir. Keningku berkerut. "Bagaimana....kalau besok lusa?" tanyaku mengusulkan. "Boleh! Tapi, kenapa enggak besok saja?" ia balik bertanya. "Besok, aku ada acara keluarga," jelasku. "Oooh..." sahutnya ber-oh panjang. "Ya sudah ya, aku pulang dulu. Bye!" seruku melambaikan tangan dan berlari menuju mobil. "Bye juga!" Crhistine ikut melambaikan tangan padaku. "Hai, Ma!" sapaku hangat. "Hai, Sayang. Bagaimana harimu?" tanya mama. "Baik," jawabku singkat. Lalu, mama pun tancap gas menuju rumah.

Sesampainya di rumah...
"Ma, aku ganti baju dulu, ya!" Aku bergegas menuju kamarku untuk berganti pakaian. Setelah berpakaian rumah, aku pun menemui mama di sofa ruang keluarga. "Ma, besok lusa... kita tidak ada acara, kan?" tanyaku memulai percakapan. Mama menghentikan kegiatan membacanya, dan menatapku heran. "Tidak, Sayang. Memangnya kenapa?" "Hmm... Tidak, Ma. Besok lusa..., aku dan Christine ingin mengerjakan tugas kelompok di rumah. Boleh kan, Ma?" tanyaku lagi untuk memastikan. "Tentu boleh, Sayang..." Mama mengacak-acak rambutku. "Makasih, Ma!" Aku memeluk mama dengan senyum mengembang di bibir mungilku.

Keesokan harinya...
Kulirik kalender yang tertempel rapi di dinding kamarku yang serba ungu. Ya, aku memang penggemar berat warna ungu. Aku juga tak tahu mengapa. Hari ini hari Sabtu, 17 April 2020. Hari libur yang membosankan. Yap! Setiap hari Sabtu dan Minggu, sekolahku libur. Aku tak sabar menunggu hari esok datang. Besok, Christine akan datang kemari untuk mengerjakan tugas kelompok kami. Eits, tapi, tunggu dulu. Bukankah besok tanggal 18 April? Huaaaaa....! Tanggal 18 April adalah tanggal kelahiranku! Berarti, besok adalah hari ulang tahunku, dong? Waaah...., asyik dong, ada Christine... Yeay! Aku segera keluar untuk menghirup udara segar. "Pagi, Ma!" sapaku tersenyum. "Hai, Sayang! Pagi juga!" Aku berlari kecil menuju luar pagar rumah. "Hmm... Segar sekali udaranya!" gumamku seraya tersenyum. Tiba-tiba, aku melihat ada salah seorang anak perempuan yang sebaya denganku. "Hai!" sapaku melambaikan tangan kepadanya. Tetapi, ia hanya menunduk.Sepertinya, ia anak yang pemalu. "Hai!" sapaku sekali lagi, tetapi kali ini aku mendekatinya. "Ha..hai juga..." sapanya pelan. "Fiyuuh... Kukira kamu akan pergi karena takut padaku. Dan, kukira pula, aku bisa menerkam atau malah menggigitmu," candaku. "Hahaha!" Ia pun tertawa geli. Aku mengulurkan tangan untuk berkenalan dengannya. "Cherryl. Aurora Cherrylia McQueenRy. Kamu?" Ia pun menjabat tanganku. "Hallie. Terryschia Daneseilha Lievartha. Nama yang cantik, seperti orangnya." Hallie tersenyum ramah padaku. "Kamu juga," pujiku tulus. "Hmm... Bukankah kamu tetangga baru yang sekitar seminggu lalu pindah kemari, kan?" tanyaku ingin tahu. "Yap. Oh iya, aku boleh nggak, temenan sama kamu? Aku kesepian disini," tawarnya. "Tentu saja boleh, Hallie. Malah aku ingin bersahabat denganmu," jawabku tersenyum. "Makasih banyak, Cher! Kamu sangat baik!" puji Hallie. "Terima kasih kembali. Ah, biasa saja." Seketika saja, muncul Christine sedang berjalan melewati pagar rumahku. "Hei, Christine!" sapaku ramah. Christine pun menghampiriku dan Hallie. "Itu siapa, Cher?" "Chris, ini Hallie. Hallie, ini Christine sahabat sejatiku," ujarku memperkenalkan Christine dan Hallie bersamaan. "Christine." "Hallie." Mereka pun berjabat tangan. Tiba-tiba, mama memanggilku kencang. "Cherryl!" teriak mama memanggilku. "Ya, Ma?" Aku masuk ke dalam rumah. "Sarapan dulu, yuk!" ajak mama. "Ayuk, Ma! Tapi, diluar ada Christine dan Hallie, anak sebayaku dari tetangga baru kita," ujarku sedih. Aku sedih harus meninggalkan mereka hanya untuk sarapan. "Ajak saja mereka!" usul mama. Wajahku kembali berseri-seri. "Bolehkah?" Mama mengangguk. Aku segera berlari keluar rumah dan menghampiri kedua sahabatku. "Hai, masuk, yuk! Sarapan bareng!" ajakku gembira. "Maafkan aku, Cher. Aku sudah sarapan tadi," tolak Christine halus. "Ya, aku juga. Maaf, Cher," begitu pula Hallie. "Oh, baiklah. Tak apa, Teman. Aku pamit dulu, ya... Bye!" Aku melambaikan tangan dan menutup pintu rumah dengan perlahan. Saat itu, aku masih bisa melihat Christine dan Hallie berbisik-bisik dan tertawa kecil bersama, lalu berpisah pulang ke rumah masing-masing. Memang, mereka membicarakan apa? Mengapa aku tidak diajak? Hhh... Ya sudah, tak apalah. Kemudian, aku duduk di kursi makan. "Hmm... Aromanya sedap sekali!" pujiku tulus. "Hahaha! Terima kasih, Sayang." Mama datang membawa semangkuk besar sup jamur kesukaan keluargaku. "Selamat makan!" Aku melahap sesendok nasi dengan kuah sup dan jamur di dalamnya. "Nyaaam...! Lezatooo...!" komentarku seraya mengunyah makanan yang ada di dalam mulutku. Mama hanya tersenyum sambil terus melahap makanan beliau.

Selesai sarapan, aku beranjak dari ruang makan, dan segera merebahkan tubuh ke sofa ruang keluarga. "Haaah...." Aku mengambil remote TV yang tergeletak tak jauh dari tempat aku duduk. Setelah menyalakan televisi, aku terus mengganti channel, untuk melihat ada acara apa yang bagus pagi ini. Huh, ternyata tidak ada! Kumatikan TV, dan pergi ke kamar kakakku. Saat aku menaiki tangga, aku bergumam "Pasti kakak masih tidur, nih!" Yap, kamar kakakku dan kamarku berdekatan. Sehingga, tak susah-susah menghampiri kakakku jika ada kepentingan, hehehe. Kreeek! Terdengar suara pintu terbuka, yaitu aku yang membuka pintu kamar kak Chilva, kakakku. Yup, kakakku perempuan. Tetapi jangan salah! Kakakku itu hobi banget tidur dan makan. Tapi, walaupun kelakuannya dan sifatnya seperti anak kecil, dia pintar sekali, lho! Jenius banget deh! Bahkan, ia pernah meraih juara I Olimpiade Matematika tingkat nasional dan juara I Olimpiade Sains tingkat internasional! Waw, that is AMAZING! Maka dari itu aku ingin seperti kakakku yang jeniusnya minta ampun! Mamaku pun sering bangga dengannya. "Eh, Adik Manis," sapanya tersenyum. Aku pun ikut tersenyum. Walaupun kakakku jenius, tapi hatinya sangat lembut dan baik hati. Ia tak segan-segan mengajariku jika ada yang tidak aku bisa. "Sudah bangun, kak? Tumben, nih," sindirku. "Iiiih! Kamu ya, Cher!" sewotnya sambil cemberut. "Hahaha!" Aku pun tertawa lepas gara-gara kakakku yang lucu itu. Kakakku itu cantik, lho... Banyak cowok yang suka kepadanya, tetapi ia lebih mementingkan dan fokus ke sekolah. Sungguh, aku mengaguminya. Jika aku bukan adiknya, aku sudah jadi penggemar beratnya, pastinya. Mungkin memang aku ditakdirkan hidup bersama kakak yang cantik, baik, dan jenius. "Hei, kakak sudah sarapan?" tanyaku. Kak Chilva menggeleng. "Ke bawah yuk, kak!" ajakku. "Ayo!" Aku dan kak Chilva menuruni tangga bersama-sama. Tak lupa, sebelum itu, kak Chilva menutup pintu kamarnya. Oh ya, aku lupa beri tahu nama kak Chilva, ya? Nama lengkapnya adalah Charilvia Annabella Arnetta Geuolie. Unik banget loh, namanya... Hehehe. "Eh, Chilva! Sarapan dulu, Sayang!" perintah mama lembut. "Oke, Ma, sip!" kak Chilva mengacungkan ibu jarinya. Selagi menunggu kak Chilva sarapan, aku duduk di sofa lagi. Tak sengaja, aku ketiduran disana.

"Heh, Tukang Tidur! Bangun!" samar-samar, aku mendengar teriakan kak Chilva membangunkanku. Aku terlihat membuka mata. Kulirik jam tanganku, APA?! SUDAH PUKUL 09.30?! Padahal, tadi aku ketiduran masih pukul 08.00. Berarti, aku ketiduran satu setengah jam, dong?! Ah, tidaaaaaak.....! "Cepat cuci muka, ayo kita berangkat!" perintah kak Chilva galak. "Huh, kak, galak amat, sih!" gerutuku sebal. "Biarin!" Kak Chilva menjulurkan lidah panjangnya kepadaku. Tak biasanya kak Chilva bersikap begitu padaku. Biasanya, ia sangat baik. Untungnya, aku tadi sudah mandi dan berganti pakaian untuk pergi. "Ayo!" Kami bertigapun memasuki mobil dan mama tancap gas menuju tempat acara.

Senin, 17 Maret 2014

Rotasi Bumi

Rotasi Bumi adalah gerakan bumi pada porosnya. Poros adalah sumbu bumi. Sumbu itu hanya bersifat khayal. Bumi berputar searah jarum jam yaitu dari barat ke timur. Beberapa akibat rotasi bumi adalah sebagai berikut:

1. Bumi mengalami pergantian siang dan malam
Bumi berputar pada porosnya selama 24 jam. Ketika berputar, bagian-bagian bumi yang menghadap ke cahaya matahari mengalami siang dan bagian sebaliknya akan mengalami malam. Siang dan malam akan terus berganti selama Bumi masih berputar.

2. Matahari seolah-olah terbit dari timur dan terbenam di barat
Akibat gerakan rotasi bumi dari barat ke timur maka Matahari terlihat bergerak terbit di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Pada keadaan sebenarnya Matahari tidak bergeser. Gerakan matahari tersebut dinamakan gerak semu harian matahari.

3. Terjadinya perbedaan dan pembagian waktu
Secara terperinci Indonesia memiliki 3 daerah waktu: Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia bagian Timur (WIT).

4. Terjadinya gerakan udara (angin)
Saat berotasi, bagian-bagian bumi yang mendapat penyinaran matahari tentu bergantian, bukan? Nah, penyinaran matahari pada bagian permukaan bumi tertentu mengakibatkan pergantian suhu pada siang maupun malam hari.

Senin, 10 Maret 2014

Bencana Alam

Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia.[1] Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.[2] Beberapa bencana alam terjadi tidak secara alami.[2] Contohnya adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam.[2] Dua jenis bencana alam yang diakibatkan dari luar angkasa jarang mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan badai matahari.[2]

Jenis bencana alam


Hurikan Katrina, 2005.
Bencana alam dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu bencana alam yang bersifat meteorologis, bencana alam yang bersifat geologis, wabah dan bencana ruang angkasa.[2]

Bencana alam meteorologi

Bencana alam meteorologi atau hidrometeorologi berhubungan dengan iklim.[11] Bencana ini umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus, walaupun ada daerah-daerah yang menderita banjir musiman, kekeringan atau badai tropis (siklon, hurikan, taifun) dikenal terjadi pada daerah-daerah tertentu.[11] Bencana alam bersifat meteorologis seperti banjir dan kekeringan merupakan bencana alam yang paling banyak terjadi di seluruh dunia.[11] Beberapa di antaranya hanya terjadi suatu wilayah dengan iklim tertentu.[11] Misalnya hurikan terjadi hanya di Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara.[4] Kekhawatiran terbesar pada abad moderen adalah bencana yang disebabkan oleh pemanasan global.[11]

Bencana alam geologi


Letusan Gunung Merapi.
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan gunung meletus.[11] Gempa bumi dan gunung meletus terjadi di hanya sepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng tektonik di darat atau lantai samudera.[11] Contoh bencana alam geologi yang paling umum adalah gempa bumi, tsunami dan gunung meletus.[11] Gempa bumi terjadi karena gerakan lempeng tektonik.[11] Gempa bumi pada lantai samudera dapat memicu gelombang tsunami ke pesisir-pesisir yang jauh.[11] Gelombang yang disebabkan oleh peristiwa seismik memuncak pada ketinggian kurang dari 1 meter di laut lepas namun bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer per jam.[11] Jadi saat mencapai perairan dangkal, tinggi gelombang dapat melampaui 10 meter.[11] Gunung meletus diawali oleh suatu periode aktivitas vulkanis seperti hujan abu, semburan gas beracun, banjir lahar dan muntahan batu-batuan.[11] Aliran lahar dapat berupa banjir lumpur atau kombinasi lumpur dan debu yang disebabkan mencairnya salju di puncak gunung, atau dapat disebabkan hujan lebat dan akumulasi material yang tidak stabil.[11]

Wabah

Wabah atau epidemi adalah penyakit menular yang menyebar melalui populasi manusia di dalam ruang lingkup yang besar, misalnya antar negara atau seluruh dunia.[12] Contoh wabah terburuk yang memakan korban jiwa jumlah besar adalah pandemi flu, cacar dan tuberkulosis.[12]

Bencana alam dari ruang angkasa

Bencana dari ruang angkasa adalah datangnya berbagai benda langit seperti asteroid atau gangguan badai matahari.[13] Meskipun dampak langsung asteroid yang berukuran kecil tidak berpengaruh besar, asteroid kecil tersebut berjumlah sangat banyak sehingga berkemungkinan besar untuk menabrak bumi.[13] Bencana ruang angkasa seperti asteroid dapat menjadi ancaman bagi negara-negara dengan penduduk yang banyak seperti Cina, India, Amerika Serikat, Jepang, dan Asia Tenggara.[13]


Penanggulangan


Konstruksi rumah yang menggunakan sistem pegas untuk persiapan terjadinya gempa bumi.
Penanggulangan bencana alam atau mitigasi adalah upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak bencana terhadap manusia dan harta benda.[16] Lebih sedikit orang dan komunitas yang akan terkena dampak bencana alam dengan menggerakan program ini.[16] Perbedaan tingkat bencana yang dapat merusak dapat diatasi dengan menggerakan program mitigasi yang berbeda-beda sesuai dengan sifat masing-masing bencana alam.[16]
Persiapan menghadapi bencana alam termasuk semua aktivitas yang dilakukan sebelum terdeteksinya tanda-tanda bencana agar bisa memfasilitasi pemakaian sumber daya alam yang tersedia, meminta bantuan dan serta rencana rehabilitasi dalam cara dan kemungkinan yang paling baik.[16] Kesiapan menghadapi bencana alam dimulai dari level komunitas lokal.[16] Jika sumber daya lokal kurang mencukupi, maka daerah tersebut dapat meminta bantuan ke tingkat nasional dan internasional.[16]
Pada wilayah-wilayah yang memiliki tingkat bahaya tinggi ("hazard"), memiliki kerentanan/kerawanan ("vulnerability'"), bencana alam tidak memberi dampak yang luas jika masyarakat setempat memiliki ketahanan terhadap bencana ("disaster resilience").[15] Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah dan menangani tantangan-tantangan serius dari bencana alam.[15] Sistem ini memperkuat daerah rawan bencana yang memiliki jumlah penduduk yang besar.[15]


Bencana alam di Indonesia dan penanggulangannya

Indonesia merupakan negara yang sangat rawan dengan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan angin puting beliung.[17] Sekitar 13 persen gunung berapi dunia yang berada di kepulauan Indonesia berpotensi menimbulkan bencana alam dengan intensitas dan kekuatan yang berbeda-beda.[17]
Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia pada tahun 2004 yang memakan banyak korban jiwa di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara memaksa diadakannya upaya cepat untuk mendidik masyarakat agar dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi bencana alam.[17] Namun, upaya yang dilaksanakan tidak efektif karena persiapan menghadapi bencana alam belum menjadi mata pelajaran pokok dalam kurikulum di Indonesia.[17] Materi-materi pendidikan yang berhubungan dengan bencana alam juga tidak banyak.[17]
Laporan Bencana Asia Pasifik 2010 menyatakan bahwa masyarakat di kawasan Asia Pasifik 4 kali lebih rentan terkena dampak bencana alam dibanding masyarakat di wilayah Afrika dan 25 kali lebih rentan daripada di Amerika Utara dan Eropa.[18] Laporan PBB tersebut memperkirakan bahwa lebih dari 18 juta jiwa terkena dampak bencana alam di Indonesia dari tahun 1980 sampai 2009.[18] Dari laporan yang sama Indonesia mendapat peringkat 4 sebagai salah satu negara yang paling rentan terkena dampak bencana alam di Asia Pasifik dari tahun 1980-2009.[18] Laporan Penilaian Global Tahun 2009 pada Reduksi Resiko Bencana juga memberikan peringkat yang tinggi untuk Indonesia pada level pengaruh bencana terhadap manusia – peringkat 3 dari 153 untuk gempa bumi dan 1 dari 265 untuk tsunami.[18]
Walaupun perkembangan manajemen bencana di Indonesia meningkat pesat sejak bencana tsunami tahun 2004, berbagai bencana alam yang terjadi selanjutnya menunjukkan diperlukannya perbaikan yang lebih signifikan.[18] Daerah-daerah yang rentan bencana alam masih lemah dalam aplikasi sistem peringatan dini, kewasapadaan resiko bencana dan kecakapan manajemen bencana.[18] Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia yang dimulai tahun 2005, masih dalam tahap pengembangan.[18]
Menurut kebijakan pemerintah Indonesia, para pejabat daerah dan provinsi diharuskan berada di garis depan dalam manajemen bencana alam.[18] Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan tentara dapat membantu pada saat yang dibutuhkan.[18] Namun, kebijakan tersebut belum menciptakan perubahan sistematis di tingkat lokal.[18] Badan penanggulangan bencana daerah direncanakan di semua provinsi namun baru didirikan di 18 daerah.[18] Selain itu, kelemahan manajemen bencana di Indonesia salah satunya dikarenakan kurangnya sumber daya dan kecakapan pemerintah daerah yang masih bergantung kepada pemerintah pusat.[18]

Sumber: Wikipedia